Friday 15 June 2012

Sejarah Emas dan Bangsa Yahudi



Ketika Musa turun dari Gunung Sinai untuk memberikan Ten Commandments kepada umatnya, ia menemukan bahwa orang-orang yahudi sangat tergila-gila menyembah anak sapi emas. Dia sangat marah ketika melihat mereka tunduk pada sesuatu yang sangat dibenci oleh orang Mesir, yang bahkan penyembahan tersebut melebihi Firman Tuhan - Ten Commandments - yang baru saja dibawa turun dari Gunung Sinai. Dari cerita tersebut dapat kita ketahui bahwa orang Yahudi, bahkan sebagai budak, telah memiliki sejumlah emas yang cukup banyak yang dimiliki masing-masing orang. Tidak pernah terpikir oleh mereka untuk menggunakan emas tersebut untuk menyuap para orang Mesir untuk membebaskan diri mereka dari perbudakan, seperti emas belum dianggap sebagai mata uang. Mereka melelehkan emas mereka dalam lembu emas, dan mereka juga menghiasi telinga, lengan, dan leher dengan emas tersebut.

Lebih dari 400 referensi tambahan untuk kata emas dalam Alkitab mengkonfirmasi seberapa banyak emas yang ada pada waktu itu. Salah satunya adalah Abraham, pendiri bangsa Yahudi, diuraikan dalam Kejadian 13 sebagai orang kaya yang memiliki banyak ternak dan memiliki sejumlah emas dan perak yang berlimpah.  Dia dilengkapi pelayan yang pergi menjemput Rebecca dengan cawan emas, termasuk sebuah cincin hidung.

Ketika Musa mendaki Gunung Sinai untuk menerima Wahyu dari Tuhan, Tuhan memberikannya perintah yang lebih banyak untuk dilakukan daripada hanya memberikan Ten Comandments dan banyak lagi aturan serta kewajiban yang harus dilakukan. Tuhan juga mengeluarkan petunjuk yang tepat untuk pembangunan tempat suci dimana orang-orang Yahudi menyembah-Nya, bersama dengan sebuah tabernakel untuk masuk ke dalam tempat yang kudus. Tuhan segera menetapkan dengan sepesifik bahwa tempat tersebut harus dilapisi dengan emas murni, dengan atau tanpa lapisan tersebut, dan haruslah dibuat sebuah mahkota emas diatasnya yang melingkarinya. Bahkan Tuhan juga memerintahkan agar furnitur, perlengkapan, dan semua barang dekoratif seperti malaikat juga harus dilapisi dengan emas 24 karat.



Setelah menetap di Tanah Perjanjian, orang Yahudi harus telah mengumpulkan emas secara masif, terutama menjarah dari suku-suku yang telah mereka kalahkan dalam pertempuran. Musa dan pasukannya berhasil mengambil lebih dari 300 kilogram emas dari orang Midian, dalam bentuk perhiasan emas, gelang kaki dan gelang tangan, cincin materai, anting-anting, dan armlets. Emas berkilau dari dinding bagian dalam kuil besar Solomon (terletak di dekat Tembok Ratapan Yerusalem Modern), yang memiliki panjang 135 kaki, lebar 35 kaki, tinggi 50 kaki yang terbagi atas tiga ruang. Solomon menikmati emas yang berlimpah, termasuk pada barang pribadinya: seperti perisainya yang terbuat dari emas, singgasana gadingnya yang berlapis emas, dan ia menenggak anggurnya dari cawan emas. Ketika Ratu Negeri Sheba datang mengunjungi Solomon, ia membawakan Solomon sejumlah emas yang diperkirakan seberat tiga ton - senilai lebih dari $ 53 juta pada hari ini.

Tempat peribadatan dan Suci yang dibangun Musa untuk menyembah Tuhan secara spesifik dan berlarut-larut telah menghilang, dan Kuil Solomon yang besar yang berlapiskan emas telah rusak. Tapi pada tahun 532, setelah lebih dari 10.000 pekerja yang bekerja selama enam tahun telah menggunakan lebih dari 12 metrik ton emas untuk membangun gereja St Shopia di Konstantinopel, Kaisar Bizantium Justian - yang mengawasi seluruh operasi - dapat berseru: "Solomon, aku telah melampui engkau!" Justian telah berpengalaman dalam hal penggunaan emas. Dia mewarisi 320.000 kilogram emas, yang digunakan semuanya, dan kemudian dikenakan pajak rakyatnya untuk membayar tentara bayaran, untuk membuayai pekerjaan umum, dan terutama untuk menyuap para musuhnya untuk menahan diri dari menyerang wilayah kekuasaannya. Proses penggunaan emas untuk menyatakan kekuatan Gereja akan terulang dalam sebuah mosaik dan dekorasi emas yang berkilauan di seluruh Italia, Spanyol, dan bahkan di stepa paling liar di Rusia.