Friday 13 April 2012

Sejarah Emas: Penambangan Emas dan Kegunaannya Pada Zaman Kuno

“Jika Emas berlimpah ruah di bumi – katakanlah melimpah seperti garam – pasti akan jauh kurang berharga dan kurang menarik, meskipun penampilan fisiknya unik dan cantik. Walaupun emas telah ditemukan pada setiap benua di bumi.”




Kedengarannya seperti sebuah kontradiksi, tetapi tidak. Meskipun cadangan emas tersebar luas, dalam satu bentuk atau lainnya, tidak ada daerah yang telah menghasilkan emas dengan mudah. Mencari dan memproduksi menuntut usaha yang relatif besar terhadap sejumlah logam mulia berpenampilan kuning berkilauan pada proses akhirnya.

Misalnya, untuk mengekstrak hasil tahunan Afrika Selatan sekitar 500 ton emas, sekitar 70 juta ton tanah harus diangkat dan digiling – jumlah yang lebih besar dari semua materi dalam Piramida Cheops. Tambang Afrika Selatan adalah yang terburuk.

Rasio ini secara radikal menyimpang dari upaya hasil akhirnya yang tampaknya telah berdampak besar untuk mencegah orang dari mengejar pencarian emas di seluruh dunia – mungkin bukti paling jelas tentang emas bahwa harganya yang mahal, penting, esensi dan tak dapat ditolak sejak awal zaman. Bahkan dalam cerita legenda sekalipun, pencarian emas dikisahkan sangatlah serakah.

Meskipun emas tidak bercampur dengan logam lain, urat tipis itu tersebar di seluruh pegunungan dimana granit dan kuarsa telah mengisi retakan di kerak bumi dan telah ditekan bersama oleh panas yang kuat selama jutaan tahun. Unsur-unsur telah dicuci, ditiup, dan cadangan ini tersebar selama bertahun-tahun, tetapi emas tetap memiliki sebagian besar kemurniannya bahkan setelah mengalami kerusakan akibat dinamika alam. Sebagian besar emas ini telah mengalir di sungai ke kaki gunung. Kepadatan emas yang tinggi dan berat cenderung untuk memisahkan diri dari bahan lain di perairan, dimana ia melayang ke bawah sebagai bongkahan atau mengalir sepanjang sungai sehalus debu.

Sehubungan dengan kebutuhan, emas tidak tampak banyak pada zaman kuno, terutama di Mesir dan Timur Dekat, dari yang telah ada sejak zaman Romawi. Sedikit emas berlangsung dengan cara yang sangat lama bila digunakan hanya untuk perhiasan dan dekorasi dan bukan untuk mata uang atau penimbunan: penambangan oleh orang Mesir hanya menghasilkan sekitar satu ton per tahun. Sampai pengembangan mata uang, yang menempatkan emas ke tangan orang banyak dan kebutuhannya berkembang sangat luas akan emas, sebagian besar emas yang tersedia hanya dimiliki oleh raja dan pendeta. Penggunaannya pun sebagian besar hanya untuk kegiatan seremonial, sebagai sarana iklan untuk kekuasaan, kekayaan, keunggulan, dan kedekatan dengan para dewa. Apa pun yang tersisa digunakan untuk perhiasan dan bentuk-bentuk perhiasan pribadi.

No comments:

Post a Comment